1. TEORI DAN PEMIKIRAN ARISTOTELES TENTANG ETIKA DAN NEGARA
a. Ajarannya tentang Etika
Etika Aristoteles pada dasarnya serupa dengan etik. Karena baginya etika bukan diperuntukkan sebagai cita-cita, akan tetapi dipakai sebagai hukum kesusilaan. Menurutnya, tujuan tertinggi hidup manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia) sebagai “barang yang tertinggi” dalam penghidupan. Kebahagiaan adalah suatu keadaan dimana segala sesuatu yang termasuk dalam keadaan bahagia telah berada di dalam diri manusia. Jadi, bukan sebagai kebahagiaan subjektif. Kebahagiaan harus sebagai suatu aktivitas yang nyata, dan dengan perbuatannya itu dirinya semakin disempurnakan. Kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah berpikir murni. Ada 3 hal yang perlu dipenuhi untuk mencapai kebahagiaan hidup :
1. Manusia harus memiliki harta secukupnya, supaya hidupnya terpelihara.
2. Alat yang terbaik untuk mencapai kebahagiaan ialah persahabatan. Menurutnya persahabatan lebih penting dari keadilan.
3. Keadilan, keadilan ada 2 segi, pertama keadilan dalam arti pembagian barang-barang yang seimbang. Kedua, keadilan dalam arti memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan.
b. Ajarannya tentang Negara
Menurut Aristoteles, negara akan damai apabila rakyatnya juga damai. Negara yang paling baik adalah negara dengan sistem demokrasi moderat, artinya sistem demokrasi yang berdasarkan Undang-Undang Dasar. Selanjutnya pendapat Aristoteles tentang bentuk negara terpadu dari dua hal. Pertama sebagai kelanjutan daripada paham etikanya, ia mengemukakan tiga macam bentuk tata negara, yaitu :
1. Monarki atau basileia
2. Aristokrasi, yaitu pemerintahan oleh orang yang sedikit jumlahnya
3. Politeia atau menurut etik Aristoteles disebut “timokrasi” yaitu pemerintahan berdasarkan kekuasaan seluruh rakyat dalam istilah sekarang disebut “demokrasi”.
2. CARILAH INFORMASI TENTANG FILSAFAT SKOLASTIK MELALUI 5 TOKOH DAN PENDAPATNYA !
FILSAFAT SKOLASTIK, Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school (sekolah). Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
TOKOH – TOKOH FILSAFAT SKOLASTIK :
1. Peter Abaelardus (1079-1180)
Pendapatnya bahwa peranan akal dapat menundukan kekuatan iman. Iman harus mau didahului akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat diterima oleh akal. Dan Abaelardus memberikan alasan bahwa berpikir itu berada di luar iman. Karena itu berpikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri. Hal ini sesuai dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukkan dalam teologi, yaitu bahwa teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-bukti. Dengan demikian, dalam teologi itu iman hampir kehilangan tempat. Ia mencontohkan, seperti ajaran Trinitas juga berdasarkan pada bukti-bukti, termasuk bukti dalam wahyu Tuhan.
2. Albertus Magnus (1203-1280)
Di samping sebagai biarawan, Albertus Magnus juga dikenal sebagai cendikiawan abad pertengahan. Ia mempunyai kepandaian yang luar biasa. Di universitas Padua ia belajar artes liberales, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat Aristoteles, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi.terakhir ia diangkat menjadi uskup agung. Dalam upaya kristenisasi ajaran Aristoteles, ia sengaja menghilangkan unsur-unsur atau selipan dari Ibnu Rusyd. Jadi bagian-bagian ajaran Aristoteles yang bertentangan dengan ajaran kristen diganti dengan teori baru yang bersumber pada ajaran Aristoteles dan diselaraskan dengan ajaran kristen.
3. Thomas Aquinas (1225-1274)
Karya Thomas Aquinas telah menandai taraf yang tinggi dari aliran Skolatisisme pada abad pertengahan. Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari Tuhan. Kebenaran diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda, sedangkan iman berjalan diluar jangkauan pemikiran. Usaha Thomas Aquinas bisa dikatakan berhasil dengan terbitnya sebuah buku “Summa Theologiae” dan sekaligus merupakan bukti bahwa ajaran Aristoteles telah mendapatkan kemenangan dan sangat mempengaruhi seluruh perkembangan skolastik.
4. William Ockham (1285-1349)
Menurut pendapatnya, pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau kejadian-kejadian individual. Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstraksi buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat dilalui hanya lewat intuisi, bukan lewat logika. Di samping itu, ia membantah anggapan skolastik bahwa logika dapat membuktikan doktrin teologis.
5. Nicolas Cusasus (1401-1464)
Menurut pendapatnya terdapat 3 cara untuk mengenal yaitu lewat Indra kita, akan mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda berjasad, yang sifatnya yang sifatnya tidak sempurna. Dengan akal, kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasar pada sajian atau tangkapan indra. Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi. Hanya dengan intuisi inilah kita akan dapat mempersatukan apa yang oleh akal tidak dapat dipersatukan.
3. Tokoh filosofi di zaman Reinassance antara lain Leonardo da Vinci, Machiavelli, dan Michelangelo. Apa yang anda ketahui tentang mereka? Jelaskan !
Þ Leonardo da Vinci (15 April 1452 – 2 Mei 1519) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Leonardo lahir pada tahun 1452 di
Þ Niccolo Machiavelli, (3 Mei 1469 – 21 Juni 1527) adalah diplomat dan politikus Italia yang juga seorang filsuf. Sebagai ahli teori, Machiavelli adalah figur utama dalam realitas teori politik, ia sangat disegani di Eropa pada masa Renaissance. Dua bukunya yang terkenal, Discorsi sopra la prima deca di Tito Livio (Diskursus tentang Livio) dan Il Principe (Sang Pangeran), awalnya ditulis sebagai harapan untuk memperbaiki kondisi pemerintahan di Italia Utara, kemudian menjadi buku umum dalam berpolitik di masa itu. Sang Pangeran menguraikan tindakan yang bisa atau perlu dilakukan seseorang untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan. Nama Machiavelli, kemudian diasosiasikan dengan hal yang buruk, untuk menghalalkan cara untuk mencapai tujuan. Orang yang melakukan tindakan seperti ini disebut makiavelis. Machiavelli mengemukakan gagasan tentang suatu bentuk negara yang otokratis.
Þ Michelangelo, Michaelangelo Buonarroti' atau nama lengkapnya dalam bahasa Italia Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni (dalam bahasa Spanyol disebut Miguel Ángel; dalam bahasa Perancis disebut Michel-Ange, yang kurang lebih berarti Malaikat Mikail) (6 Maret, 1475 - 18 Februari, 1564) adalah seorang pelukis, pemahat, pujangga, dan arsitek zaman Renaissance. Ia terkenal untuk sumbangan studi anatomi di dalam Seni Rupa. Karyanya yang dianggap terbaik adalah Patung David, Pietà, dan Fresko di langit-langit Sistine's Chapel.